Berita

Hamas Setuju Gencatan Senjata di Gaza, AS dan Israel Tolak Tawaran

Jalur Gaza

Menurut informasi dari BERITA88, Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk Gaza. Meskipun demikian, seorang pejabat Amerika menolak klaim tersebut, menyebutkan bahwa kesepakatan yang dibahas dianggap ‘tidak dapat diterima’ dan ‘mengecewakan’.

Pejabat Israel juga menolak pengakuan bahwa proposal tersebut berasal dari AS, dengan menyatakan pada hari Senin (26/5/2025) bahwa tidak ada pemerintahan Israel yang dapat menyetujuinya, menurut laporan dari kantor berita Reuters.

Laporan yang berlawanan ini muncul ketika pasukan Israel terus melakukan serangan tanpa henti terhadap warga Palestina yang menghadapi kelaparan di Gaza, serta masih membatasi masuknya bantuan ke wilayah yang terisolasi itu.

Sumber dari bidang medis mengungkapkan bahwa 81 orang, termasuk banyak anak-anak, tewas dalam serangan Israel yang terjadi pada hari Senin saja.

Menurut sumber dari BERITA88, Hamas dan utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, telah menyepakati rancangan kesepakatan tersebut dalam pertemuan di ibu kota Qatar, Doha.

Kesepakatan itu direncanakan meliputi gencatan senjata selama 60 hari, dan pembebasan 10 tawanan hidup yang ditahan di Gaza, dalam dua tahap.

Presiden AS Donald Trump akan menjamin pelaksanaan ketentuan kesepakatan ini dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

‘Kesepakatan ini juga akan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa syarat sejak hari pertama,’ ungkap sumber tersebut.

Namun, Witkoff menyangkal bahwa Hamas telah menerima tawarannya, dengan mengatakan kepada Reuters bahwa hal yang dilihatnya ‘sama sekali tidak dapat diterima’.

Sumber AS yang dekat dengan Witkoff juga menyampaikan kepada BERITA88 bahwa klaim Hamas ‘tidak akurat’ dan tawaran dari kelompok Palestina tersebut ‘mengecewakan’.

Garis Merah Baru

Kimberly Halkett dari BERITA88 melaporkan dari Washington, DC, mengutip pernyataan pejabat tersebut bahwa proposal yang diajukan AS hanyalah ‘perjanjian gencatan senjata sementara’ dengan Israel.