Berita

Pembicaraan Dagang AS-China Memanas, Fokus pada Minyak dari Rusia dan Iran

Pembicaraan Dagang AS-China Memanas, Fokus pada Minyak dari Rusia dan Iran

JAKARTA – Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, menyatakan bahwa diskusi selanjutnya antara Amerika Serikat dan China mungkin akan melibatkan pembelian minyak dari Rusia dan Iran. Ini mencerminkan pergeseran perhatian dari isu perdagangan konvensional ke isu yang lebih luas seperti keamanan.

“Perdagangan saat ini berada di posisi yang baik,” kata Bessent dalam sebuah wawancara dengan CNBC, dilansir dari Bloomberg News, Selasa (22/7). Ia menambahkan bahwa ini adalah momen yang tepat untuk mulai membahas isu-isu lain yang lebih rumit.

Baca Juga: Kesepakatan dengan AS, Ekspor Magnet China Meroket

Bessent menyoroti bahwa China adalah pembeli utama minyak dari Iran dan Rusia yang terkena sanksi saat ini. “Sayangnya, China adalah konsumen besar minyak Iran dan Rusia yang dikenakan sanksi, sehingga kita dapat mulai berdiskusi mengenai hal ini,” jelasnya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia, Bessent mengindikasikan bahwa AS mungkin akan menerapkan strategi tarif. Strategi ini akan mengenakan bea masuk tinggi kepada negara-negara yang membeli energi Rusia yang terkena sanksi.

“Negara mana pun yang membeli minyak Rusia yang terkena sanksi akan dikenakan tarif sekunder hingga 100%,” tegasnya. Ia juga menyoroti pentingnya dukungan dari sekutu Eropa dalam penerapan tarif sekunder ini.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah mengancam akan memberlakukan “tarif yang sangat berat” jika tidak ada kesepakatan terkait konflik Rusia-Ukraina dalam kurun waktu 50 hari. “Tarif sekitar 100%,” tambahnya.