Seperti Fir’aun, Raja Kediri Meminta Disembah dan Berakhir dengan Bencana
Seperti Fir’aun, Raja Kediri Meminta Disembah dan Berakhir dengan Bencana
JAKARTA – Keinginan Kertajaya, Raja Kediri, untuk dipuja seperti Tuhan, menyerupai kisah Fir’aun, menjadi awal dari bencana. Para pemuka agama di wilayah Kerajaan Kediri mulai merasa resah dan mencapai puncak kemarahan mereka. Apalagi, sifat Kertajaya dianggap memerintah dengan kesombongan.
Perilaku ini menimbulkan kontroversi dan mendapatkan penolakan dari para pemuka agama serta sebagian rakyat. Namun, Kertajaya sudah tidak dapat dikendalikan, hingga menjatuhkan hukuman mati kepada brahmana atau pemuka agama yang menolak untuk menyembahnya.
Situasi keamanan ini akhirnya membuat kaum brahmana meninggalkan Kediri menuju Tumapel. Akibat perbuatan dan sifat sang raja, kekacauan di Kerajaan Kediri semakin memuncak. Keamanan di Kediri menjadi terganggu dan tidak stabil. Akibatnya, kaum brahmana Kediri berpisah untuk menjauh dari Kerajaan Kediri.
Mayoritas dari mereka berbondong-bondong mencari perlindungan politik kepada Ken Arok dan menetap di Tumapel. Singkat cerita, kaum brahmana meminta bantuan kepada Ken Arok, yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Tunggul Ametung, untuk mengembalikan kemuliaan agama, sebagaimana diceritakan dalam “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan” dilaporkan BERITA88.
